Selasa, 27 April 2010

Bakat Luar Biasa

Minggu lalu, saya bertemu dengan seorang teman, yang kebetulan menjadi anggota tim Prof Yohanes Surya, di dalam organisasi TOFI.

Dia menceritakan bahwa baru2 ini, tim-tim Indonesia telah menoreh suatu tinta emas dalam ajang kompetisi peneliti, ilmuwan dan pelajar di tingkat dunia ;

1. Tim Indonesia berhasil meraih kemenangan dengan sangat menakjubkan dalam INTERNATIONAL CONFERENCE OF YOUNG SCIENTIST ke 16 di Polandia, dengan memperoleh predikat juara terbanyak, yaitu : 6 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Peringkat ini jauh melewati negara2 Jerman, Inggris, China, Jepang dan Korea.

2. Tim Fisika Indonesia yang berlomba di ajang Asian Physics Olympiade ke 10 di Bangkok, berhasil menyabet Best Experiment, PLUS 2 emas, 4 perak dan 2 perunggu. Tim ini dipimpin oleh Dr Hendra Kwee, seorang anak didik Prof Yohanes yang berhasil menjadi penerus sang guru.

Sudah sering saya mendengar tentang keberhasilan tim2 muda atau tim yunior Indonesia di kancah pertandingan internasional. Bahkan Tim Prof Surya ini, sudah 6 tahun berturut mendapat predikat juara umum olympiade keilmuan anak muda. Tim PSSI under 15 juga pernah menyabet juara pada suatu pertandingan kelompok umur tingkat asia. Tak terhitung kelompok umur tim renang Indonesia yang juga menyabet medali emas di pelbagai kejuaraan. Mahasiswa Indonesia di banyak negara, selalu mendominasi peringkat 1 sampai 5. Bahkan David, si jenius dari Indonesia kabarnya "dibunuh" juga karena kehebatannya sebagai ilmuwan.

Ironisnya, kita sangat-sangat jarang mendengar senior2 atau ketika mereka menjadi senior, yang kemudian tetap berhasil dalam kancah persaingan internasional. Ex murid Prof Surya, ternyata belum terdengar menyabet hadiah Nobel. PSSI under 15 thn kemudian melempem dan bahkan tidak bisa bersaing di kawasan asia tenggara pun. Idem ditto dengan tim renang senior Indonesia dan prestasi2 tim apapun lainnya ditingkat dunia.

Saya mengambil kesimpulan-cepat bahwa sejatinya, materi-mentah bangsa Indonesia adalah materi yang unggul. Akan tetapi, management pengembangannya sangat-sangat parah. Prof Surya ternyata "hanya" berhasil mengembangkan bibit2 unggul sampai level remaja, untuk kemudian bibit2 tsb hilang entah kemana. Sekali lagi, development management thd Sumber Daya Manusia Indonesia sangat lemah, meskipun raw materialnya merupakan bibit unggul.

Bila dikaitkan dengan keadaan di MEPI saat ini, kita mempunyai, katakanlah, bibit2 unggul dalam program GET/GGT/PEDP. Ada 300 lebih "anak muda" yang harusnya merupakan bibit unggul dari hasil pencarian yang begitu ketat, kompetitif dan selektif. Akankah mereka mengalami nasib yang sama dengan Tim Olympiade keilmuan Indonesia, Tim Sepakbola dan renang kelompok umur, atau tim2 yunior/remaja lainnya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar