Selasa, 27 April 2010

HAWTHORNE EFFECT : ATENSI MELAHIRKAN PRODUKTIVITAS

Ada cerita sukses dari perusahaan yang memproduksi pembungkus telur ayam di Massachusetts, Amerika. Diamond International Corporation, begitu nama company tersebut, mengenalkan program pemacu produktivitas dengan membentuk Klub 100. Yang ini bukan perkumpulan sepakbola atau olahraga lainnya, juga bukan kumpul-kumpul menghimpun pencinta seni dan budaya. Klub 100 adalah suatu himpunan pekerja yang karena pencapaian kinerja-kinerja tertentu, akhirnya mendapat ponten 100. Siapa saja boleh bergabung dengan Klub 100, tua-muda, pria-perempuan, atasan-bawahan, asalkan setelah dijumlah-jumlah dia berhasil mengakumulasikan angka 100, berdasarkan aturan yang telah ditentukan. Angka 100 bisa dihasilkan melalui, misalnya, apabila pekerja tidak pernah absen selama setahun, maka dia mencatat skor 35. Nilai 10 diperoleh bila si pekerja bebas dari surat-peringatan. Bila si pekerja juga membukukan jam kerja tanpa celaka, maka dia boleh mengantongi tambahan 40. Begitu seterusnya untuk catatan-catatan yang menggembirakan dalam improvement proses kerja, aktif dalam lingkup karya sosial, dan beberapa hal lain yang menjadi concern perusahaan pada waktu itu. Apa yang didapat bila angka 100 sudah diraihnya? Dia dicatat sebagai anggota Klub 100, dan berhak untuk mengenakan jaket perusahaan yang disulam dengan benang emas "Klub 100". Jaket Klub 100 memang dibuat khusus, modis, dan terkesan elit. Ya, memang hanya itu. Ternyata pembentukan Klub 100 bisa membuat pekerja bersemangat masuk dalam kelompok itu. Dan itu tidak gampang. Rata-rata diperlukan waktu 1 tahun untuk mencapai angka 100, karena ternyata ada angka minus bila pekerja melakukan hal-hal tertentu yang tidak sesuai dengan tata-nilai atau aturan perusahaan. Setelah angka 100 dicapai, maka poin selanjutnya yang dikejar adalah angka 600. Bila angka psikologis tersebut disentuh, maka dia berhak memilih 1 diantara 40 "hadiah" yang ditawarkan, diantaranya adalah berlibur bersama keluarga ke tempat peristirahatan selama akhir minggu.


Memang benar, bahwa setelah program Klub 100 diluncurkan, produktivitas Diamond terangkat naik. Ia naik ke peringkat paling atas diantara para pesaingnya. Apa yang menyebabkan Klub 100 berhasil menjadi pemacu produktivitas? Apakah karena hadiah jaket atau liburan bersama keluarga? Saya ingat teori motivasi yang mungkin bisa menerangkan hal ini. Penelitian yang menghasilkan Hawthorne Effect dilakukan disuatu pabrik yang memisahkan sekelompok pekerja untuk diamati. Mereka tetap bekerja dengan kondisi kerja yang sama kecuali dalam hal penerangan. Ketika jumlah iluminasi diruang penelitian dinaikkan, produktivitas grup pekerja tersebut ikut naik. Penerangan ditambah lagi, produktivitas juga mengikutinya. Sampai disini para peneliti buru-buru mengambil kesimpulan bahwa produktivitas merupakan fungsi dari jumlah penerangan yang diberikan di ruang kerja. Anehnya, ketika penelitian diteruskan dengan mengurangi jumlah cahaya, produktivitas tidak ikut turun, bahkan ketika jumlah cahaya diturunkan sampai ke level awal penelitian, produktivitas pekerja tak beringsut turun. Akhirnya, kesimpulan yang diambil adalah bahwa produktivitas yang terus naik disebabkan atensi yang diberikan kepada sekelompok pekerja obyek penelitian. Menjadi obyek penelitian merupakan suatu bentuk dari atensi yang diberikan. Produktivitas merupakan fungsi yang berbanding lurus dari atensi dan bukan karena kondisi kerja.



Hawthorne Effect merupakan rangkaian teori motivasi yang berkembang sejak Management Science (Taylor), Hierarchy of Needs (Maslow) dan berpuncak pada Maintenance-Hygine Factor (F. Herzberg). Semuanya bermuara pada suatu kesimpulan bahwa produktivitas dan motivasi bisa ditingkatkan bila pekerja mendapat attention, recognition, achievement, growth, dan responsibility. Penelitian mengenai kecelakaan kerja juga mendukung hal ini. 75% Lost Time Incident termasuk fatality disebabkan oleh root cause yang mengarah kepada ketiadaan atau kekurangan perhatian atasan terhadap anggota timnya. Tidak hanya menurunkan produktivitas dan motivasi, keteledoran akan peduli kepada rekan kerja sering berakibat fatal bahkan sampai menghilangkan nyawa si pekerja.



Hawthorne Effect rasanya juga valid untuk diperlebar mencakup lingkungan diluar dunia kerja. Perlakuan kita terhadap anggota keluarga, tetangga, masyarakat atau secara umum kepada sesama, sangat mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku. Dalam masyarakat yang dingin, terlalu memegang formalitas dan transaksional, yang jauh dari adanya atensi yang menyentuh, akan mengikis spirit untuk guyub dan hidup dalam suasana yang hangat akan musna. Itulah yang mungkin bisa menjawab pertanyaan mengapa masyarakat kita saat ini bersumbu pendek dan acuh terhadap kepentingan orang lain.



It is our benefit to care for others (John W Maxwell, Pendiri INJOY Group, Motivator)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar