Selasa, 27 April 2010

Pygmalion Effect

Ada legenda terkenal dari Yunani. Cerita rakyat tentang seorang pematung yahud, yang mempunyai spesialisasi membuat patung perempuan. Saking ahlinya, Pygmalion ditunjuk sebagai pemahat istana khusus melayani raja, bila sang paduka menginginkan sebuah patung perempuan yang cantik-molek sesuai keinginan si pemesan. Sampai suatu hari, Pygmalion berhasil menyelesaikan sebuah patung perempuan hasil imajinasinya ketika bermeditasi. Semua orang kampung memuji kecantikan patung tersebut yang lama-lama menggugah perasaan Pygmalion akan betapa indahnya patung hasil karyanya sendiri. Karena rasa kagum luar biasa yang ada dalam hatinya, akhirnya Pygmalion jatuh hati pada si jelita. Tak hanya itu, dia perlakukan si patung dengan sepenuh hati, seolah-olah kekasih hatinya. Diberinya pakaian termahal, perhiasan berlian bermutu manikam bahkan diajaknya patung itu berasyik-masyuk, layaknya seorang laki-laki terhadap kekasihnya. Sebagai bukti cintanya, Pygmalion pergi ke kuil dewi Aphrodite, dan memohon kepada sang dewi, agar patung tsb benar-benar bisa menjadi seorang manusia untuk dijadikan isterinya. Karena kemauannya yang sangat keras dan pengharapan yang sangat tinggi, disertai kepercayaan yang sungguh-sungguh agar harapannya dikabulkan, Aphrodite pun berkenan mengabulkan permintaan Pygmalion.


Sesampai disanggar, didapatinya bahwa si patung sudah berubah menjadi seorang perempuan cantik dan bertindak sebagai isterinya. Ketika dikecup, seolah dia dapat merasakan kehangatan "sang isteri", dan terjadilah sebuah gambaran rumah tangga yang harmonis. Pasangan Pygmalion diceritakan hidup berbahagia, sampai kematian memisahkan mereka. Cerita tersebut pasti hanya karangan belaka. Tidak mungkin dewi Aphrodite bisa mengabulkan keinginanan Pygmalion untuk menjadikan sebuah patung, betapapun cantiknya si patung, menjadi seorang isteri yang sempurna. Cerita diatas hanyalah mengajarkan bagaimana sebuah pengharapan, sebuah kemauan, sebuah cita-cita yang disertai keyakinan yang penuh dan terus-menerus akan didukung oleh alam-raya untuk menjadi sebuah kenyataan. Cerita Pygmalion menjadi suatu reminder bahwa konsistensi akan suatu pengharapan yang diyakini sungguh-sungguh akan terjadi, bisa benar-benar menjadi suatu kenyataan. Pengharapan tersebut seolah-olah menarik semua orang yang terlibat, menarik lingkungan dan menarik alam-raya untuk mendukung harapan tadi. Fenomena ini sekarang dikenal sebagai Law of Attraction.



Analogi cerita Pygmalion sering dialami dalam dunia pekerjaan, terutama ketika menghadapi teman- kerja kita, apakah dia seorang atasan, bawahan atau peers kita. Apabila anda sedang memotivasi seorang bawahan disertai dengan keyakinan bahwa dia akan menelorkan kinerja yang sempurna, dan keyakinan itu anda pelihara secara intensif dan terus menerus maka seluruh pekerja di organisasi anda, bahkan alam-raya pun, akan mendukung keyakinan anda tersebut. Hasilnya adalah bahwa harapan itu akan terwujud. Apabila anda yakin sepenuhnya bahwa suatu proyek yang sedang anda garap akan berhasil dengan memuaskan, maka segenap perilaku anda mencerminkan harapan itu dan teman kerja anda akan menyikapinya dengan dukungan positif. Kalau anda memperlakukan partner anda seluruh kayakinan dan harapan yang positif, "dewi Aphrodite" akan membalas hasil yang positif pula. Pygmalion Effect adalah suatu hasil yang memanfaatkan kekuatan "harapan positif" yang menggali seluruh sumber daya yang ada, bahkan diluar kemampuan diri kita.



Efek sebaliknya dari "harapan positif" tadi, juga bukan mustahil terjadi. Pikiran, harapan atau bahkan sekedar angan-angan negatif yang anda pelihara secara konsisten dan terus menerus, niscaya akan melahirkan hasil yang negatif pula. Yang sulit adalah, bagaimana kita bisa selalu memelihara "harapan positif" dan membuang jauh-jauh pikiran negatif, dan keluar dengan spontan. Latihan dan belajar memeliharanya adalah salah satu cara untuk mendapatkannya. Mengevaluasi diri setiap saat dan secara sadar selalu membuang "harapan negatif" bila ia timbul, bisa membuat diri anda selalu penuh dengan "harapan positif" yang bisa timbul secara serta-merta. Jangan lupa, apa yang anda pikirkan selalu mewarnai hasil yang anda dapat. You are what you think.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar