Selasa, 27 April 2010

Obedience - Internalization

Salah satu cerita penerapan peraturan Safety yang sering saya kutip sebagai success story dalam pelbagai SHE Meeting adalah pemakaian Safety Belt (SB) utk pengemudi mobil dan penumpang depan di jalan-jalan di Jakarta. Peraturan yang di launch kira-kira 5 tahun yang lalu tsb, langsung "disambar" oleh Polantas untuk di enforce dengan memberikan denda (resmi ataupun tidak) bagi mereka yang melanggar. Apa yang terjadi ? dalam waktu yang relatif singkat, mayoritas pengemudi di Jakarta, telah menggunakan SB. Apa rahasia mengapa sampai peraturan pemakaian SB begitu mudah untuk dipatuhi masyarakat Jakarta ? (Bandingkan dengan Perda DKI tentang Larangan Merokok di Tempat Umum).

Kunci suksesnya penerapan peraturan ini adalah Law Enforcement dalam bentuk denda uang yang makin lama makin besar, yang bagi sebagian oknum Polantas dimanfaatkan sebagai kesempatan dalam kesempitan untuk menangguk untung pribadi. Tetapi, lepas dari denda resmi atau tidak, besar atau kecil, Hukum Dasar Perilaku telah terbukti berlaku dalam kasus ini. Hukum itu mengatakan bahwa : Perilaku yang mendapatkan akibat positif akan cenderung diulang, sementara yang mendapatkan akibat negatif akan ditinggalkan. Perubahan perilaku masyarakat Jakarta telah diubah total dengan memberikan "akibat negatif" bagi mereka yang tidak memakai SB.

Memberikan Reward atau Punishment, Stick atau Carrot, Hukuman atau Imbalan saat ini memang masih dianut orang sebagai cara yang ampuh untuk mengubah perilaku (to change behavior). Perilaku anak dirumah, pekerja di perusahaan, masyarakat di kota atau negara, bila diinginkan untuk berubah, terapkanlah Hukum Perilaku ini. Memang cara ini baru akan mengubah perilaku seseorang pada level yang paling rendah, yaitu taraf kepatuhan (obedience). Taraf kepatuhan hanya akan terjadi bila Reward or Punishment is still there. Kepatuhan akan ditinggalkan orang sesaat setelah Reward atau Punishment hilang.

Untuk menuju ke taraf yang lebih tinggi, maka kesadaran penuh bahwa perubahan perilaku membawa manfaat bagi pelaku menjadi syarat mutlak. Orang tidak akan melihat lagi apakah reward atau Punishment masih ada tidak. Ia akan tetap berperilaku yang baru. Taraf ini disebut sebagai taraf internalisasi (internalization). Bila anda sudah mencapainya, maka tidak hanya perilaku anda yang berubah, tetapi juga budaya anda sudah berubah pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar