Selasa, 27 April 2010

Orientasi Waktu


Indonesia terkenal sebagai negara produsen jam karet. Bukan jam yang dibuat dari karet sungguhan, tetapi julukan untuk mengolok-olok tiadanya keterkaitan kita dengan tepat-waktu.



Secara lebih ilmiah seorang ahli Psikologi Industri dan Organisasi, Hofstede, mengidentifikasi adanya 5 dimensi budaya kerja. Satu diantaranya adalah "orientasi waktu" (timeliness orientation). Celakanya, penelitian yang dibuat oleh Hofstede dalam proyek GLOBE (2001) menyatakan bahwa nilai dimensi budaya kerja rata2 bangsa Indonesia untuk "orientasi waktu" memang cukup rendah. Nilai ini bahkan termasuk yang terendah, diantara negara2 Asia yang diteliti Hofstede. Negara-negara Skandinavia mempunyai dimensi budaya "waktu" yang tertinggi, disusul negara-negara Eropa Barat, Amerika, Jepang, Korea, dan Singapura merupakan kekecualian dari negara Asia, karena mempunyai nilai yang cukup tinggi, atau sama dengan negara2 Eropa Barat


MEPI, ketika itu masih bernama Exspan, beberapa tahun yang lalu, pernah diteliti oleh sebuah konsultan tentang nilai dimensi budaya versi Hofstede ini, dan, untungnya, tergolong lebih tinggi dibanding rata nilai untuk Indonesia, meskipun masih lebih rendah dibanding negara2 Asia lainnya, seperti jepang, Korea atau lebih2 Singapura.


Nampaknya "waktu" memang bukan merupakan dimensi budaya kita, sehingga tidak aneh kalau kita tidak mengukurnya dengan tepat. Bukan merupakan masalah kalau rapat yang dijadwalkan dimulai pukul 09.00, akhirnya baru mulai pukul 09.30 atau bahkan 10.00. Keberangkatan pesawat terbang atau bahkan KA atau bus umum yang tepat-waktu malahan disebut sebagai hal yang luar biasa. Acara kenduri di kampung saya tidak dijadwalkan dimulai pukul 19.00 atau 20.00, tetapi disebut "bakda magrib" atau "bakda Isya"

Kalau menurut hasil penelitian, MEPI memang benar mempunyai nilai dimensi budaya waktu yang relative tinggi, dibanding rata2 nilai untuk Indonesia, (moga2 nilai dimensi budaya hasil penelitian konsultan beberapa waktu yang lalu, belum berubah), bagaimana kalau kita mulai mempolopori untuk melakukan segalanya dengan "tepat waktu" ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar