Rabu, 14 April 2010

SMILE

Smile, an everlasting smile

A smile can bring you near to me

…………………………………

(Judul lagu: World, oleh : BeeGess)



Saya mendengar samar2 lagu tsb di bandara SOETA, ketika menunggu pesawat ke Pekanbaru, bulan lalu. Lagu yang manis dengan lirik yang indah. Bukan tanpa alasan, bila BeeGess, menggunakan kata "senyum" (smile) dalam mengawali lagu itu. Senyum bisa membawa seseorang menjadi lebih dekat dan semakin dekat, tidak hanya dalam arti fisik, tetapi lebih-lebih secara emosi dan perasaan.

Banyak diantara kita kurang menyadari arti senyum dalam konteks hubungan antar manusia. Bahkan ada pepatah bahasa Inggris, yang menyarankan agar kita selalu menggunakan senyuman untuk menyatakan sesuatu. Say it with smile. Sesuatu yang mempunyai konotasi menegangkan, biasanya kendur dengan senyuman, yang rumit, menjadi sederhana dan yang kacau-balau menjadi terurai. Penjaga gerbang tol, pramugari, polisi lalu lintas, guru dikelas, atasan di tempat kerja dan masih banyak fungsi pelayanan lainnya akan semakin gampang mengerjakan tugasnya bila disertai dengan senyuman. Komunikasi atasan-bawahan yang semula buntu, gampang teratasi bila dilakukan masing-masing sambil tersenyum.

Penelitian yang dilakukan oleh sebuah klinik syaraf di Illinois, Amerika Serikat membuktikan bahwa aktivitas tersenyum mengandung olah raga. Hanya dengan sekali tersenyum ringan, 800-an otot manusia disekitar wajah, telah berkontraksi dan itu merupakan excersice yang efektif bagi kesehatan otot kita. Tersenyum adalah hal kecil yang bisa menimbulkan efek yang luar biasa. Tidak hanya bagi raga, tetapi lebih-lebih untuk jiwa.

Lukisan Monalisa karya Leonardo Da Vinci yang digambar pada tahun 1503 itu tersohor bukan karena kecantikannya. Kecantikan Monalisa tidak istimewa, tetapi senyumannya membuat jutaan orang menjadi selalu bertanya-tanya, ada apa dengan dia. Penelitian dilakukan menggunakan software pengukur emosi yang disimulasi ke lukisan itu. 83 persen perasaan Monalisa diduga berbahagia ketika dia tersenyum, 9 persen jijik, 6 persen cemas, dan hanya 2 persen dinilai mangandung kemarahan. Nah, seandainya saja anda bisa membuat senyuman yang spesifik bagi teman kerja anda, maka implikasi yang tak terkirakan mungkin akan terjadi.

Bank Mandiri di tahun 2004 pernah mengkampanyekan senyuman di kalangan petugas customer services, maka produktivitas dan kepuasan pelanggan menjadi naik secara drastis. Tersenyum merupakan kewajiban yang harus disuguhkan petugas teller dan emblem dengan tulisan SMILE dipasang di dada kiri seluruh pekerja bank tersebut. Herannya, tidak hanya petugas yang terus menjadi murah senyum, tetapi para nasabahpun ditandai juga ikut-ikut gampang tersenyum. Rasanya, program kampanye senyum yang berhasil ini patut ditularkan ke perusahaan tempat kita bekerja. MEPI yang tidak mempunyai pelanggan langsungpun bisa berkampanye menggalakkan senyuman di lingkungan kerjanya. Hanya saja, untuk bisa tersenyum dengan lepas perlu syarat yang ternyata tidak gampang. Pakar kepribadian dan kecantikan Martha Tilaar pernah mengatakan bahwa senyuman tak akan berarti jika tidak disertai dengan ketulusan hati dan tertutupi kepura-puraan. Bila anda tak mampu bersedekah dengan harta, bersedekahlah dengan senyuman.

Ada jurus untuk menghadirkan senyum walau hati sedang kisruh. Ambil nafas dalam-dalam, tahan tiga sampai lima detik, lalu hembuslah pelan-pelan. Ia akan melancarkan peredaran darah dan mengurangi beban pikiran. Setelah suasana hati terkendali, lantas tersenyumlah. Have you smiled today ?

1 komentar:

  1. Mas Dono,

    apa kabar! Saya bisa senyum kalau udah punya Bank Koperasi yang menyatu dengan alam....he hehe

    BalasHapus